Dampak buruk lainnya yang dapat terjadi bila Bumil mengalami darah tinggi saat hamil adalah kerusakan organ. Darah tinggi yang tidak terkontrol ketika hamil dapat merusak organ-organ penting tubuh ibu hamil, termasuk otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati. Hipertensi saat hamil umumnya akan sembuh dengan sendirinya setelah melahirkan.
Tiga penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (30%), hipertensi dalam kehamilan (25%), dan infeksi (12%). 3 WHO memperkirakan kasus preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara maju. 5 Prevalensi preeklampsia di Negara maju adalah 1,3% - 6%,penyebab utama kematian yaitu perdarahan, Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) dan infeksi (Ristyaningsih, 2018). Sekitar 10-15% kehamilan disertai dengan komplikasi hipertensi (preeklamsia) dan berkontribusi besar dalam morbiditas dan mortalitas neonatal dan maternal (Sari, 2016). Selain hipertensi penyulit lain yang dapat menyebabkan kematianPenyebab kematian ibu terbanyak pada kasus perdarahan (30,3%) kasus, disusul hipertensi dalam kehamilan (25,2%) kasus, infeksi (4,9%) kasus, gangguan sistem peredaran darah (4,7%) kasus, gangguan metabolik (3,7%) kasus, penyebab lain (31,5%) kasus.
Hipertensi pada ibu hamil tidak dapat dipandang sebelah mata. Berikut adalah risiko yang dihadapi oleh ibu hamil maupun bayinya, ketika terjadi hipertensi pada kehamilan: Begitu banyak bahaya dan komplikasi yang bisa dialami ibu dan bayi ketika terjadi hipertensi saat hamil. Untuk itu, jalanilah kontrol kehamilan Anda secara rutin sesuai
Penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny. M yaitu penanganan hipertensi kronik komprehensif yang dimulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas serta bayi baru lahir, sesuai standar pelayanan kebidanan secara komprehensif.
vx6Xz.